Langsung ke konten utama

Rutinitas Harian sebagai Konsistensi Terhadap Diri Sendiri


What is your daily routine? 

Selama menjalani hidup bertahun-tahun, manusia tidak akan jauh dari yang namanya rutinitas. Rutinitas setiap orang bergantung dengan kebutuhan mereka masing-masing. Seseorang yang memiliki rutinitas—baik disengaja maupun tak disengaja—akan mendatangkan dampak dan menunjukkan bagaimana kepribadiannya kepada khalayak umum. 

Sebagai contoh, seseorang yang rutin membaca dan menulis setiap harinya akan dianggap lebih cerdas ketimbang mereka yang setiap harinya bermain game. Anggapan dari khalayak sekitar ini dapat berpengaruh terhadap kehidupan seseorang kedepannya. Mereka yang rutin menulis dan rajin mempublikasikannya akan lebih mudah direkrut sebagai tenaga tulis ketimbang mereka yang rutin bermain game. 

Berikut keuntungan dari rutinitas mengutip dari sehatq.com :

1. Membuat hari jadi produktif

Mengawali hari dengan rutinitas adalah cara untuk mewujudkan hari yang produktif. Bedakan produktif dengan sibuk karena kerap disalahartikan. Menyusun jadwal apa saja yang perlu dilakukan sejak pagi akan membuat urusan rampung satu persatu.Bahkan ketika dibawa dalam konteks penjualan dan kepemimpinan, produktivitas di pagi hari bisa sangat berpengaruh terhadap kesuksesan. Tapi jangan salah, semua individu sebagai pemimpin dirinya sendiri juga berpeluang sukses jika berhasil menyusun prioritas dengan tepat.

2. Memulai hari dengan damai

Rutinintas pagi harus dimulai dengan menyusun daftar apa saja yang perlu dilakukan bukan sekadar urusan memenuhi checklist saja. Justru, ini adalah cara untuk memulai hari dengan percaya diri, damai, dan juga berperilaku positif. Dengan demikian, seseorang tidak akan rentan mengalami stres atau kewalahan di pagi hari.

3. Mood jadi lebih baik

Bayangkan apa emosi yang terasa ketika tenggelam dalam begitu banyak urusan, tugas, dan pekerjaan? Tentu rentan merasa kewalahan, stres, sedih, hingga frustrasi. Jika terus menerus terjadi dan berulang, wajar jika muncul rasa tidak berdaya.

4. Menjaga relasi dengan orang lain

Tanpa disadari, ketika seseorang tengah dikejar tenggat waktu dan merasa stres dengan berbagai hal yang belum rampung, ada kemungkinan berperilaku buruk ke orang lain. Mungkin menjadi mudah tersinggung, sensitif, marah, atau berkata kasar.

5. Pikiran lebih fokus

Jika selama ini kebiasaan multitasking cenderung diagung-agungkan, saatnya melihat dari sudut pandang berbeda. Monotasking justru jauh lebih baik karena membuat pikiran lebih fokus sehingga hasil akhir dari pekerjaan atau tugas apapun lebih baik dan risiko kesalahan berkurang.

6. Mengelola waktu

Kemampuan yang sejatinya mutlak dimiliki seseorang namun sayangnya tidak mudah mewujudkannya adalah pengelolaan waktu. Padahal, time management dengan membuat rutinitas sangatlah baik. Ketika waktu dikelola dengan baik, akan tersisa ruang untuk melakukan hal di luar prioritas seperti menjalankan hobi atau menambah skill.

7. Membangun self-efficacy

Bukan sekadar kepercayaan diri, memiliki rutinitas yang terkendali juga akan membangun self efficacy seseorang. Ini adalah istilah untuk kepercayaan seseorang dalam menuntaskan suatu hal dengan sukses.Ketika dikaitkan dengan rutinitas, alasannya karena kondisi produktif, pengelolaan waktu efektif, dan hal lainnya yang berjalan selaras akan membuat efikasi diri meningkat.

8. Merasa damai

Stres bisa menimbulkan banyak masalah tak hanya secara fisik, emosional, dan merembet ke hal-hal lainnya. Jangan heran apabila ketika berada di titik terendah, seseorang lebih sulit berpikir optimistis. Akan lebih sering berbicara negatif ketimbang positive self-talk.

Apabila seseorang telah memiliki rutinitas harian, maka hal ini telah menunjukkan kemantapan terhadap diri sendiri. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, dan rutinitas menunjukkan bagaimana kepribadian seseorang terbentuk. Dengan rutinitas, jati diri seseoranv akan makin terlihat, dan menunjukkan komitmennya terhadap diri sendiri.

Kembali ke pertanyaan awal; Apa rutinitas harianmu?

Jika kamu belum memiliki rutinitas harian yang membawamu lebih produktif, berikut rekomendasi rutinitas sebagai konsistensi terhadap diri sendiri: 

  1. Membaca
Yap! Rekomendasi rutinitas pertama adalah membaca. Sehubung dengan meningkatnya kecanggihan teknologi dan akses informasi maha mudah, kita dituntut untuk senantiasa membaca. Dengan membaca, otak kita akan terprogram untuk memahami suatu bacaan, menganalisis, dan mengkritisi suatu bacaan. Kemampuan membaca yang buruk dapat berakibat fatal. Mudahnya termakan berita palsu adalah bukti buruknya kemampuan membaca seseorang. 

Namun, perlu ditekankan bahwa membaca itu tidak sembarangan. Kita harus senantiasa teliti dalam memilih bacaan. Mulailah kebiasaan membaca tentang hal-hal yang disukai. Setelahnya, kita bisa melanjutkan dengan membaca beragam jenis bacaan, non fiksi maupun fiksi. 

2. Menulis

Masih berhubungan dengan membaca, menulis menjadi salah satu kemampuan yang sangat diperlukan. Mulailah dengan menulis sebuah buku harian, kemudian dilanjut dengan menceritakan pengalaman-pengalaman penting yang pernah dialami. Dari sebuah pengalaman, seseorang akan memetik amanat di dalamnya. Nah, proses menemukan amanat ini berkaitan dengan cara berpikir kritis. 

Pemikiran kritis ini akan menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas. Jika seseorang konsisten menulis apa yang berada di dalam kepalanya, tidak jarang tulisan tersebut akan berguna di masa mendatang.

Dari dua rekomendasi di atas, manakah yang sudah kamu lakukan?


Sumber referensi:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

setelah nggak sama dia, gimana rasanya?

Rasanya campur aduk. Waktu menyadari kalau perasaan itu sebenarnya ada, sedikit kecewa sama diri sendiri. Kenapa begitu jadi asing, malah baru sadar kalau jatuh hati? Kan aneh. Mau diungkapkan, kok rasanya udah nggak layak. Kalau dipendam terus, nanti ujungnya bakal gimana? Hahaha. Welcome to my story in 2019. Waktu itu saya suka sama seseorang. Dia kakak kelas. Singkat cerita, kami akrab. Lambat laun, dia jadi cuek. Entah karena UN, atau hal lain di penghujung SMP yang membuatnya jadi super sibuk. Intinya, dia jarang chat saya seperti biasanya. Sebenarnya, hal itu sudah saya prediksi jauh-jauh hari. Tapi, yang namanya asing setelah akrab, siapa sih yang siap? Itulah yang saya rasakan.  Setelah tidak dengannya, saya kesepian.  Jujur, dia lelaki pertama yang saya ajak bercanda paling jauh. Dia satu-satunya lelaki yang menjadi tempat cerita saya di 2019. Namanya di notifikasi bisa membuat jantung saya berdebar. Rasanya senang sekali kalau tahu dia membalas pesan saya. Candaannya tidak pe

Saat Silsilah Keluarga Mempertemukannya dengan Adonan Biang

Pernahkah kamu berpikir, ketika kamu berada di pemakaman etnis Tionghoa, dan seseorang yang baru saja dikubur telah mewariskan adonan roti kepadamu? Judul: Madre Penulis: Dee Lestari Penerbit: Bentang Pustaka Terbit: 2015 Jenis: Novelet Jumlah halaman: v+46 hlm. *** Madre adalah fiksi ringan. Bercerita tentang Tansen Wuisan, lelaki 'bebas' yang diwarisi adonan roti oleh kakeknya, Tan Sie Gie. Silsilah keluarganya berubah drastis saat tahu bahwa neneknya menikah dengan etnis Tionghoa, bukan orang Tasikmalaya seperti yang ia ketahui.  Tansen dibawa ke sebuah alamat di Jakarta. Tempat itu adalah toko roti yang sudah tidak lagi beroperasi. Di sana, Tansen bertemu Pak Hadi, mantan pekerja kakeknya. Pak Hadi memperkenalkan Madre, adonan roti yang diperlakukan selayaknya anak sendiri.  Pak Hadi mengajarkan Tansen bagaimana 'merawat' Madre. Baru sehari, Tansen sudah keheranan dengan hidupnya yang aneh ini. Untuk mencurahkan perasaannya, Tansen menulis di blog. Sebua